Geoscience Journey Kutai Basin and Delta Mahakam: Grabbing, Echosounding, dan Coring di Sungai Mariam, Hingga Menaiki Puncak Tertinggi di Samarinda

Kalimantan

7-12 Desember 2015 GDA Consulting mendapat tamu yang kali ini datang dari negeri sebrang, Malaysia. Kami tiba terlebih dahulu beberapa jam sebelum peserta dari Petronas di bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman yang kita kenal dengan nama awal Sepinggan. Bandara dengan tampilan baru ini menyambut kami dengan arsitektural menawan. Hari pertama kami habiskan di perjalanan dari Balikpapan menuju Samarinda. Malamnya kami jelaskan jadwal field trip ke depan dan ilmu pendahuluan.

Cuaca adalah salah satu faktor krusial dalam field trip. Berita kalau hujan beberapa hari belakangan, juga dari field trip Mahakam sebelumnya bersama Chevron yang tidak lama berselang. Ternyata hujan selalu datang sore membasuh peluh kami setiap pulang perjalanan. Dalam perjalanan kali ini kami membawa drone untuk kali kedua dan banyak highlight yg kami dapatkan dengan pandangan burung tersebut

Hari kedua kami menuju 4 outcrop modern environment dari lingkungan Fluvial di Sungai Maryam menuju Delta Front di Muara Bujit. Kami melakukan grabbing, echosounding juga coring untuk didiskusikan hasilnya. Vegetasi yang tadinya pohon berbatang keras berangsur-angsur menjadi golongan nipah. Muara Bujit di Delta Front kami buru agar tidak lewat dari surut maximum. Waktu padat dan tepat hingga akhir.

Cukup unik di hari ketiga kami mengunjungi lingkungan karbonat di dalam lingkungan delta yang seharusnya tidak berkembang di Marangkayu Spit Bar. Lokasi ini 2.5 jam ke arah Timur Laut dari Samarinda. Berikutnya tujuan kami Pulau Lantang besar yang kecil di sebelah Pulau Lantang Kecil yang besar. Misterius tapi kenyataannya begitu. Salinitas air lebih fresh mungkin debit air hujan atau jauh dari laut? Setelah itu kami ke Tidal Mud Channel di Tanjung Kaeli. Kami tidak turun karena lumpur akan menghambat pergerakan. Tapi beberapa dari kami mencoba merasakannya.

Batu putih adalah ancient outcrop pertama kami di field trip ini. Di awal hari keempat ini kami menikmati pemandangan dari puncak tertinggi di Samarinda sambil mendiskusikan gamping di sekitar. Setelah itu tak jauh dari batu putih kami menyambangi mud volcano. Di hari ini kami mengamati outcrop di sekitar Samarinda. Lima singkapan kami cermati, cukup melelahkan namun menyenangkan. Hari keempat ini ditutup dengan singkapan yang cukup luas di sekitar rumah sakit SMC dengan kenampakan unik dari batang-batang fossilized wood dan oxbow lake sediment.

Di hari berikutnya pengamatan singkapan dilakukan di sepanjang perjalan dari Tenggarong menuju Balikpapan. By pass Mahakmm Hilir adalah outcrop yg baru kami temukan di pinggir jalan wujud dari bukaan pekerjaan jalan. Sebagai singkapan pertama di hari terakhir cukup menakjubkan karena kita bisa melihat vertical succession dari delta plain hingga delta front yang diatasnya mengendap lingkungan Fluvial – Delta Plain. Setelah itu kami ke outcrop berikutnya, Stadion Palaran Outcrop yang memiliki highlight lapisan oyster. Ada satu stop site yang kami ganti yaitu crevasse splay dengan tempat bersejarah oil seep di Gunung Pancur.

Banyak sanjungan yang kami terima hingga berkelimpahan saat summary session. Terharu dan bangga dibuatnya.

One thought on “Geoscience Journey Kutai Basin and Delta Mahakam: Grabbing, Echosounding, dan Coring di Sungai Mariam, Hingga Menaiki Puncak Tertinggi di Samarinda

Leave a comment