The Kutai Journey : Limestone, Complicated structure, and Pecel Pincuk

Kalimantan

11 Februari (Hari Ke-6), Pagi ini kami bangun sekitar pukul 07.00, agenda hari ini bersama tim West Bangkanai adalah mengamati singkapan di sekitar daerah Muara Teweh dengan jalur-jalur pengamatan yang sudah direncanakan, untuk mengincar struktur pada singkapan-singkapan di tambang di South Teweh Traverse.

Setelah sarapan pagi di hotel, kami dijemput dan langsung dibawa menuju basecamp tim West Bangkanai untuk mengadakan sedikit brief yang diteruskan dengan perjalanan menuju lokasi Batu Gamping. Setara dengan Formasi Jangkan yang berumur Oligo-Miosen (-/+ 25 juta tahun yang lalu), Batu Gamping ini memiliki keunikan morfologi dan karakter internal. Di satu sisi berbentuk seperti tumpukan (mounded) di sebelahnya berlapis. Disini kami melakukan sesi wawancara dengan Mas Purnama Suandhi dari tim GDA, dalam sesi ini Mas Pur (sapaan akrab) menjelaskan secara detil untuk interpretasi Batu Gamping dengan contoh nyata.

Branching coral yang terpotong pada posisi vertikal
Foto oleh Gesit Mutiarta

Intensif burrouu
Foto oleg Gesit Mutiarta

Sesi wawancara bersama Purnama Suandhi dari tim GDA, menjelaskan secara detil untuk interpretasi Batu Gamping dengan contoh nyata
Foto oleh Gesit Mutiarta

Setelah mengambil beberapa sample batu, kami langsung melanjutkan perjalanan menuju tambang batubara di daerah Pendreh. Formasi ini  setara dengan Formasi Tanjung (berumur Eosen) yang khas memiliki pengendapan sungai (fluvial) hingga transisi. Di pengamatan kali ini kita mendapati struktur geologi yang cukup rumit namun menarik. Di lokasi tambang ini, kami sedikit dipersulit dalam hal perijinan. Selain perijinan yang sulit, beberapa preman setempat pun sempat mendatangi tim West Bangkanai. Namun dengan tidak meladeni mereka, akhirnya mereka pergi dengan sendirinya.

Keluarga Lipan yang berkeliaran di area tambang Pendreh
Foto oleh Gesit Mutiarta

Mas Agung dari SKK Migas (kaus putih) dan Mas Ari dari Salamander Energy (kemeja kotak) tengah asik diskusi
Foto oleh Gesit Mutiarta

Koordinasi traverse
Foto oleh Gesit Mutiarta

Mas Pur membuat sketsa singkapan pada area tambang
Foto oleh Gesit Mutiarta

Kami juga mengambil sesi wawancara dengan Mas Ari Subekti (perwakilan dari Salamander Energy) dengan membahas tentang benefit surface mapping terhadap interpretasi subsurface dan berita terbaru tentang Salamander Energy terkait dengan field checking ini.

Sesi wawancara dengan mas Ari Subekti
Foto oleh Gesit Mutiarta

Sebelum waktu menunjukkan pukul 17.00, kami sudah bergegas menuju tempat penginapan. Jadwal hari ini memang tidak terlalu banyak dan jaraknya pun tidak terlalu jauh.

Selfie di depan struktur yang sedikit rumit
Foto oleh (selfie) Gesit Mutiarta

Pri menikmati sunset di area tambang Pendreh
Foto oleh Gesit Mutiarta

Setelah kami kembali ke tempat istirahat masing-masing, kami keluar malam bersama untuk mencari makan malam. Sebelum makan malam, kami menyempatkan diri makan buah durian. Sekitar -/+ 10 buah durian kami habiskan, kami langsung segera mencari makanan berat dan pilihan pun jatuh pada sebuah warung tenda sederhana yang lokasinya berada di pinggir jalan, yaitu Nasi Pecel Pincuk. Nasi Pecel Pincuk ini sama seperti dengan nasi pecel pada umumnya, namun Nasi Pecel Pincuk ini disajikan diatas daun pisang dan tempat yang terbuat dari rotan, bentuknya menyerupai kerucut. (hah sayang ga ada fotonya yah hehe)

Setelah selesai makan berat di malam hari yang juga bisa menambah badan semakin berat, kami langsung kembali menuju basecamp untuk mengulas apa yang tim dapatkan siang tadi serta membahas apa yang selanjutnya akan tim amati keesokan hari.

Sekitar pukul 22.30 kami menyudahi kebersamaan hari ini dan kembali ke hotel untuk beristirahat dan melanjutkan perjalanan air esok hari di Sungai Barito.

Bersambung……..

Leave a comment